Rabu, 17 Juni 2009


API ASMARA KUNANG-KUNANG


Kerlip misterius cahaya kunang-kunang di malam gelap menarik perhatian orang selama berabad-abad. Di sekitar kita, kunang-kunang kerap kali muncul dari area pekuburan sehingga berkembang cerita burung bahwa kunang-kunang berasal dari kukunya orang mati. Cahaya kunang-kunang, - masih menurut cerita burung, konon berperan menerangi arwah dalam perjalanan ke alam lain.

Sejatinya, cahaya kunang-kunang berperan dalam komunikasi seksual, semacam api asmara. Selain itu cahaya kunang-kunang juga merupakan strategi untuk memperingatkan musuh-musuh politiknya -yaitu para pemangsa, agar jangan mencoba bermain (dengan) api. Beberapa jenis kunang-kunang ternyata menyalahgunakan keterampilan bermain api ini untuk mengeruk keuntungan pribadi dengan memanfaatkan kunang-kunang yang sedang kasmaran. Bagaimana cahaya mahluk unik ini terbentuk ?

Bangsa Kumbang

Kunang-kunang adalah serangga yang tergolong bangsa kumbang-kumbangan (Coleoptera), ia berkerabat dengan kumbang kelapa atau kutu beras- hanya berbeda keluarga, kunang-kunang tergolong keluarga Lampyridae. Dari 2000-an lebih jenis kunang-kunang, sebagian besar ditemukan hidup di daerah tropis termasuk Indonesia.

Seperti semua kumbang-kumbangan, kunang-kunang memiliki pasangan sayap depan keras yang berperan melindungi sayap belakangnya yang tipis dan transparan. Aktivitas terbang terutama dilakukan oleh pasangan sayap belakang. Dengan susunan sayap seperti itu kunang-kunang bukanlah penerbang cepat seperti capung atau penerbang lemah gemulai seperti kupu-kupu, kunang-kunang adalah penerbang yang kaku dan lamban.

Kunang-kunang jantan berbeda dengan betina dari ukuran tubuhnya yang lebih kecil. Mata majemuk kunang-kunang jantan lebih besar yang berperan penting dalam melihat cahaya kunang-kunang betina di rerumputan.

Ritual Perkawinan

Diketahui ada dua tipe ritual perkawinan kunang-kunang. Tipe pertama, kunang-kunang betina akan melepaskan cahaya yang menarik perhatian kunang-kunang jantan. Pada tipe ini, kunang-kunang betina merupakan pihak yang aktif mencari pasangan sedangkan yang jantan pasif.

Pada tipe kedua, ritual perkawinan diawali dengan kedipan-kedipan cahaya kunang-kunang jantan yang mengabarkan bahwa ia adalah perjaka atau duda kesepian yang tengah mencari kekasihnya yang kini entah dimana. Terbang kian kemari sambil berharap ada kunang-kunang betina yang sedang mejeng mencari jodoh. Kedipan cahaya suatu jenis kunang-kunang memiliki warna, intensitas dan kekuatan yang khas sehingga hanya kunang-kunang jenis yang sama yang mampu mengartikulasikan makna kedipan cahaya tersebut. Kekhasan cahaya pada saat mencari pasangan ini pulalah yang digunakan oleh para ahli untuk membedakan berbagai jenis kunang-kunang.

Kunang-kunang betina jarang terbang mencari pasangan hidup, ia hanya menunggu di atas tanah atau rerumputan sambil berharap ada isyarat dari kunang-kunang jantan yang bakal menjadi tambatan hatinya. Ketika melihat cahaya kunang-kunang jantan, sang betina akan memberikan respon dengan pancaran cahaya yang mengisyaratkan bahwa ia telah mengenali signal sang jantan. Selanjutnya pejantan terbang menuju betina dambaan hidupnya. Setelah dekat, kunang-kunang jantan mengeluarkan cahaya terang berkali-kali, mungkin untuk meyakinkan bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian juga si betina akan mengeluarkan sinar terang yang menandakan siap bercumbu, pejantan akan mendekati betina dan kemudian .... kawin deh.

Proses perkawinan terjadi dengan saling menyentuhkan kedua alat kelaminnya yang berada di ujung perut dan dilanjutkan dengan transfer paket sperma dari pejantan ke tubuh betina. Paket sperma akan disimpan di dalam abdomen betina sampai ia siap bertelur. Proses perkawinan dapat berlanjut sepanjang malam, dan pada saat itu kunang-kunang tidak mengeluarkan cahaya ( yeee... ternyata nyang seneng gelap-gelapan bukan cuma manusia).

Srigala Berbulu Domba

Di antara keluarga kunang-kunang, marga Photuris betina mempunyai keahlian khusus menirukan kedipan cahaya kunang-kunang jenis lain (jenis Photuris versicolor mampu meniru kedipan 12 kunang-kunang jenis lain). Kemampuan menirukan – diistilahkan dengan mimikri- dipergunakan untuk mengelabui kunang-kunang lain yang masuk dalam daftar mangsanya.

Pada malam ketika datang waktu berburu jodoh dan di udara muncul kedipan cahaya dari kunang-kunang jantan jenis lain, Photuris betina dengan cerdik merespon dengan memancarkan cahaya tanda “siap kencan”. Kunang-kunang jantan yang sedang dimabuk cinta mengira bahwa kedipan tadi berasal dari betina jenisnya, ia tidak menyadari kedipan tersebut berasal dari srigala berbulu domba. Begitu sang jantan mendekat, Photuris betina segera menerkam kunang-kunang jantan dan melahapnya sebagai santapan makan malam.

Aksi tipu-tipu Photuris ternyata tidak selalu sukses, beberapa kunang-kunang yang masuk daftar mangsa Photuris diketahui mengembangkan strategi defensif untuk menghindari pembajak cerdik ini. Kunang-kunang tertentu mengubah waktu berburu pasangan, yaitu pada penghujung malam ketika masa perburuan Photuris telah selesai. Kunang-kunang lain meningkatkan kewaspadaan nasionalnya dengan mendekati respon tanda kencan secara hati-hati. Ia hinggap dekat sumber kedipan pada jarak yang aman, berjalan sambil mengamati betina, setelah yakin betina tersebut jenisnya barulah mendekat lebih rapat. Berikutnya kunang-kunang jantan akan melewatkan malam yang dingin bersama sang pujaan hati.

Muncul dari Area Pekuburan

Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunang-kunang.

Setelah sekitar 30 hari, muncul larva kunang-kunang menyerupai cacing memancarkan cahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat. (gambar). Fungsi cahaya pada larva hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba mengganggunya. Aktivitas utama larva adalah makan makanan yang berupa cacing tanah, siput kecil atau serangga kecil lain.Masa larva merupakan masa paling lama yaitu sekitar1-2 tahun sebelum menjadi kepom-pong. Hanya sebagian kecil dari telur kunang-kunang menetas menjadi larva dan hanya sedikit larva yang sukses menjadi kepompong. Beberapa pemangsa memangsa telur maupun kunang-kunang yunior.

Sebelum menjadi kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah. Selanjutnya ia akan masuk dan melingkarkan tubuhnya di dakam liang. Mulutnya akan mengeluarkan lendir lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah sebulan larva beristirahat dalam bilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan memasuki masa kepompong. Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan perlahan-lahan menjadi gelap, masa kepompong berlangsung sekitar 10 hari.

Kunang-kunang dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang akhirnya berkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar mengembang dan kering. Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama beberapa hari sampai kedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk elitera, perisai yang melindungi kedua sayap belakangnya yang lunak. Kunang-kunang dewasa hidup selama 2 - 3 minggu,, untuk melakukan perkawinan. Selama itu aktivitas makan kunang-kunang sangat beragam, beberapa jenis hanya mengisap cairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan kebiasaan makan seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau siput-siputan kecil.

Pembentukan Cahaya: efisien dan dingin

Cahaya kunang-kunang dihasilkan oleh organ penghasil cahaya, yaitu sisi bawah ruas khusus yang terletak pada bagian ujung perut. Organ cahaya umumnya berwarna kuning cerah dengan Jumlah satu atau beberapa ruas (gambar).

Pembentukan cahaya kunang-kunang melibatkan zat luciferin dan enzim luciferase yang dihasilkan oleh sel-sel yang menyusun organ cahaya. Jika ke dua zat tersebut bercampur dengan oksigen yang disuplai melalui saluran pernapasan ( trakhea), terjadilah reaksi yang menghasilkan cahaya. Pembentukan cahaya pada kunang-kunang sangat efisien, lebih dari 95 % energi yang dihasilkan dari reaksi oksidasi lucifern berbentuk cahaya sehingga cahaya kunang-kunang tetap dingin. Cahaya kunang-kunang mungkin kuning kehijauan, hijau kebiruan atau merah jingga (tergantung jenisnya) dengan kekuatan sekitar 1/40 kandela. Pada jenis Photinus pyralis betina, kedipan cahaya terjadi setiap selang 2 detik sedangkan pada yang jantan setiap 5 detik.

Kunang-kunang dapat mengendalikan sepenuhnya pencahayaan, ia dapat menghidupkan atau mematikan cahaya kapanpun ia mau. Sifat pancaran cahaya tersebut berbeda-beda sesuai keadaan, sehingga kedipan cahaya tertentu menandakan bahaya sedangkan kedipan lain merupakan upaya menarik perhatian lawan jenis.

Dengan semakin langkanya lahan kosong, kunang-kunang menjadi makin sulit dijumpai. Anak-anak perkotaan mungkin tidak pernah melihat langsung wujud serangga unik ini, ia hanya mendengar dari cerita atau lirik lagu. Beruntunglah anak-anak desa yang masih dapat melihat kunang-kunang. Kerlip cahaya kunang-kunang dibarengi suara jangkrik dan katak yang saling bersahutan terasa bagai orkestra agung yang mengisahkan kedamaian dan keserasian dengan alam. (Laladon Indah, Juli 2002).


Kunang-kunang yunior, memangsa cacing, siput atau serangga kecil lain

Awas Srigala berbulu Domba

Organ Cahaya

Dari kukunya orang mati ?

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Dear Diary ..... | Copyright 2009 - Designed by Gaganpreet Singh